Yoman dalam Bintang Papua tanggal 16 September 2008 "Dialog Solusi Terakhir Untuk Papua"
Memang benar Seorang Pria Melayu (NKRI) yang mengawini seorang gadis hitam manis dari Melanesia, melalui usaha dan proses yang disisi lain menganggap sah dan sisi lain dianggap tidak sah, tidak demokratis dan penuh rekayasa.
Inilah letak akar masalah saling tidak percaya dan saling curiga mencurgai kedua bela pihak. kondisi ini semakin diperparah dengan adanya campur tangan pihak luar yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi di tanah Papua (Etnis Melanesia) sehingga kesejahteraan bagi orang Papua memang belum bisa dikatakan sejahtera walaupun dalam rencana dan konsep luar biasa briliannya.
Ada oknum/kelompok yang memang suka dengan teori tanpa peduli dengan kondisi real adapula yang sangat peduli terhadap kondisi real masyarakat. Adanya dua individu yang berbeda ini wajar-wajar saja. Tetapi yang menjadi pertanyaan sampai kapan konsep yang benar itu diwujudkan dengan benar pula.
Ada juga fenomena teror BOM versi baru yang terjadi di TIMIKA entah dari pihak mana dan apa motifnya belum jelas namun, Pihak-Pihak yang berkepentingan baik orang Melanesia, Orang Melayu dan Orang Kulit Putih duduklah di Kunume (Forum Musyawarah dan Dialog) sebagaimana menjadi harapan pihak-pihak LSM, GEREJA dan Pihak Akar Rumput yang menghendaki perlu dilakukan dialog untuk mencari solusi secara LOKAL, NASIONAL DAN INTERNASIONAL.
Semoga dengan Dialog Rumah Tangga (Si Melayu dan Si Melanesia) dapat berjalan Harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda Silahkan Memberikan Komentar. komentar anda sangat penting untuk melatih berargumen dan memberikan manfaat bagi pembangunan diri menuju pembangunan bangsa Indonesia.